Namanya RIVA JULIANI, umurnya baru 10 tahun. dilihat secara sepintas, gadis manis yang biasa disapa "Bela" kelihatan seperti anak2 pada umumnya, sehat, ceria dan lincah. tapi, siapa sangka siswi yang baru duduk di kelas dua SD Negeri 004 Desa Kuala Patah Parang, Kec. Sungai Batang, Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau ini adalah penderita penyakit "Jantung Bocor".
Penyakit tersebut baru diketahui sebulan belakangan ini, anak dari pasangan Atan Chaniago dan Nur Hani ini kerap mengeluh sesak nafas, demam dsb, melihat kondisi anak yang sering sakit, membuat kedua orang tuanya menjadi risau. lalu Atan Chaniago dan Nur Hani yang biasa dipanggil dgn sebutan Atan dan Ani membawa anaknya berobat ke RS. Puri Husada Tembilahan, setelah melalui pemeriksaan awal di rumah sakit tsb, diketahui bahwa gadis kecil yang langganan juara umum disekolahnya itu menderita penyakit jantung bocor. Mengetahui anak kesayangan mereka mengidap jantung bocor, pasangan suami-isteri tsb tidak mampu menyembunyikan rasa kesedihan mereka. Lalu, merekapun bertanya langkah apa yang harus mereka lakukan untuk kesembuhan anak mereka, pihak RS. Puri Husada menyarankan agar Atan dan Ani membawa anaknya berobat ke Pekanbaru.
Bermodalkan kartu jamkesda serta sedikit sumbangan warga, Atan dan Ani pada tanggal 23 Feb 2016 kemarin berangkat ke Pekanbaru. Setibanya di RSU. Arifin Achmad,dilakukan pemeriksaan ulang, disitu diketahui bahwa Si Bela memang positif menderita penyakit jantung bocor, pihak RSU. Arifin Achmad pun lalu menyarankan kepada Atan dan Ani agar membawa anaknya ke Jakarta.
Mendapatkan saran sedemikian rupa, Atan dan Ani pun tertunduk lesu, mereka tidak menyangka anak kedua dari tiga bersaudara tsb harus menjalani proses pengobatan yang berbelit dan panjang, apalagi dokter yang menangani anaknya mengatakan bahwa di Jakarta tidak berlaku kartu jamkesda seperti yang mereka miliki saat ini, bila Atan dan Ani ingin membawa anaknya berobat ke Jakarta, maka mereka harus mengantongi kartu BPJS.
Sungguh keadaan yang memprihatinkan, Atan yang berprofesi sebagai buruh dan isterinya Ani hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, merasa sangat keberatan sekali dalam menangani sakit yang diderita anaknya saat ini. Namun demikian, demi kesembuhan anak mereka, Atan dan Hani bertekad untuk melakukan upaya apa saja, bahkan seperti yang diceritakan Atan kepada saya, sebelum berangkat ke Pekanbaru saja mereka sudah menjual kursi dan lemari mereka, jika ke Jakarta adalah merupakan kewajiban, Atan dan Hani bersiap untuk menjual rumah yang mereka tempati saat ini...sungguh mengharukan saat mendengarkan cerita mereka tentang sigadis kecil dan pintar ini........