Minggu, 28 Februari 2016

Namanya RIVA JULIANI, umurnya baru 10 tahun. dilihat secara sepintas, gadis manis yang biasa disapa "Bela" kelihatan seperti anak2 pada umumnya, sehat, ceria dan lincah. tapi, siapa sangka siswi yang baru duduk di kelas dua SD Negeri 004 Desa Kuala Patah Parang, Kec. Sungai Batang, Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau ini adalah penderita penyakit "Jantung Bocor".
Penyakit tersebut baru diketahui sebulan belakangan ini, anak dari pasangan Atan Chaniago dan Nur Hani ini kerap mengeluh sesak nafas, demam dsb, melihat kondisi anak yang sering sakit, membuat kedua orang tuanya menjadi risau. lalu Atan Chaniago dan Nur Hani yang biasa dipanggil dgn sebutan Atan dan Ani membawa anaknya berobat ke RS. Puri Husada Tembilahan, setelah melalui pemeriksaan awal di rumah sakit tsb, diketahui bahwa gadis kecil yang langganan juara umum disekolahnya itu menderita penyakit jantung bocor. Mengetahui anak kesayangan mereka mengidap jantung bocor, pasangan suami-isteri tsb tidak mampu menyembunyikan rasa kesedihan mereka. Lalu, merekapun bertanya langkah apa yang harus mereka lakukan untuk kesembuhan anak mereka, pihak RS. Puri Husada menyarankan agar Atan dan Ani membawa anaknya berobat ke Pekanbaru.
Bermodalkan kartu jamkesda serta sedikit sumbangan warga, Atan dan Ani pada tanggal 23 Feb 2016 kemarin berangkat ke Pekanbaru. Setibanya di RSU. Arifin Achmad,dilakukan pemeriksaan ulang, disitu diketahui bahwa Si Bela memang positif menderita penyakit jantung bocor, pihak RSU. Arifin Achmad pun lalu menyarankan kepada Atan dan Ani agar membawa anaknya ke Jakarta.
Mendapatkan saran sedemikian rupa, Atan dan Ani pun tertunduk lesu, mereka tidak menyangka anak kedua dari tiga bersaudara tsb harus menjalani proses pengobatan yang berbelit dan panjang, apalagi dokter yang menangani anaknya mengatakan bahwa di Jakarta tidak berlaku kartu jamkesda seperti yang mereka miliki saat ini, bila Atan dan Ani ingin membawa anaknya berobat ke Jakarta, maka mereka harus mengantongi kartu BPJS.
Sungguh keadaan yang memprihatinkan, Atan yang berprofesi sebagai buruh dan isterinya Ani hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, merasa sangat keberatan sekali dalam menangani sakit yang diderita anaknya saat ini. Namun demikian, demi kesembuhan anak mereka, Atan dan Hani bertekad untuk melakukan upaya apa saja, bahkan seperti yang diceritakan Atan kepada saya, sebelum berangkat ke Pekanbaru saja mereka sudah menjual kursi dan lemari mereka, jika ke Jakarta adalah merupakan kewajiban, Atan dan Hani bersiap untuk menjual rumah yang mereka tempati saat ini...sungguh mengharukan saat mendengarkan cerita mereka tentang sigadis kecil dan pintar ini........
Sama dengan trip dadakan pada tanggal 27 Feb 2016 kemarin, yang ini pun trip dadakan...tanpa perundingan terlebih dahulu, saat dalam perjalanan mencari teman yang sudah duluan pergi mancing, saya ditelpon seorang teman lainnya, beliau mengatakan ingin ikut pergi mancing bersama, sembari menunggu kedatangan teman yang menelpon tadi, perjalanan saya teruskan, hingga akhirnya saya sampai ketempat teman yang tadi sudah duluan pergi mancing. Tak lama sesampainya saya ditempat teman, teman saya yang menelpon tadi pun sampai juga ketempat kami, lalu kami pun sepakat untuk pergi ke Rantau Kasih, spot yang dituju adalah PT. Kuansing.
Sesampainya di PT. Kuansing, kami terkaget2, betapa tidak? ternyata disana sudah ada ratusan pemancing yang berseleweran. Di PT. Kuansing kami tidak jadi memancing, hanya sekedar istirahat makan siang. setelah istirahat makan siang, kamipun pindah ke PT. HTI, sama di PT. Kuansing, di PT. HTI pun lokasi mancing sudah seperti pasar, sangat banyak motor2 pemancing yang terparkir sepanjang jalan, karena sudah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan dan waktupun sudah mulai sore, akhirnya kami putuskan bertahan di PT. HTI. Kami berpencar, mencari tempat lempar lure yang kami yakini ada ikannya, tidak terasa langkah kamipun semakin menjauh dari titik awak kami tiba, saya pun terus melangkahkan kaki menempuh lebatnya padang rumput, hingga disatu titik, ketika sedang asyiknya melempar lure jenis soft frog, tiba2 buffff......saya soft frog saya disambar gabus ukurang sedang, itu adalah strike perdana saya di PT. HTI...
Trip dadakan pada Hari Sabtu, 27 Feb 2016 kemarin begitu menakjubkan. Bagaimana tidak? spot yang dituju adalah spot terlarang, tidak sembarang orang bisa menjajalnya. Dengan beberapa orang teman, kami melaju kencang dengan sepeda motor masing2 menuju spot yang menurut teman saya adalah spot eksklusif, spot yang banyak dihuni ikan gabusnya, setelah kurang lebih 40 menit, akhirnya kami sampai dispot yang dimaksud, spot pertama kami obok2, namun sayang Gabusnya pada malu semua. Lalu kami putuskan untuk pindah ke spot berikutnya, benar saja...hanya beberapa kali lemparan saja, spinner saya disambar Ikan Gabus, luar biasa...dispot tersebut saya beberapa kali mocel, bahkan spinner saya jadi korban keganasan si Channa Striata, hingga blade yang ada di spinner tersebut juga dibawanya kabur. Jujur, saya masih penasaran dengan spot-spot yang ada disana...entah kapan bisa kesana lagi....

Selasa, 23 Februari 2016

Meski ikannya kecil, namun sensasi strikenya itu cukup membuat adrenalin ini terpacu (bagaimana kalau  IkanToman yang gede ya?), ini merupakan hasil pancingan kedua dengan tekhnik casting ditahun 2016....

Senin, 15 Februari 2016


Berawal dari rasa ragu2 utk pergi sendirian, namun diseparo jalan timbul semangat utk melanjutkan perjalanan ke KM 16. Alhasil, landed lah seekor ikan Gabus ini...(14/2/2016)