Tidak banyak yang tahu asal penamaan Desa Kuala Patah Parang, sebuah desa terluar di Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau ini. Desa yang kini berpenghuni kurang lebih seribu tujuh ratus jiwa itu berada diwilayah yang sangat strategis, berada dipesisir pantai antara perbatasan provinsi tetangga yakni Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Menurut sebagian cerita dari asyarakat setempat, saat pertama kali desa tersebut dibangun terjadi suatu peristiwa patahnya parang (alat yg digunakan untuk memotong kayu dan sebagainya) yang digunakan oleh warga yang tidak diketahui siapa namanya. bermula dari patahnya parang itulah hingga kini nama desa tersebut dikenal, adapun nama kuala didepannya itu dikarenakan posisi Desa Kuala Patah Parang berada di tanjung sungai berbatas langsung dengan pesisir pantai.
Desa Kuala Patah Parang kini bukanlah desa yang pertama kali dibangun, Desa Kuala Patah Parang kini adalah desa baru yang mana Kuala Patah Parang lama dibakar oleh seseorang yang konon katanya bernama Kedius.
penduduk Desa Kuala Patah Parang mayoritasnya berprofesi sebagai nelayan, dari pekerjaan tersebut masyarakat sangat tergantung dari apa yang ada dalam kandungan lautnya. terkadang mereka pergi melaut dan kembali dengan hasil yang memuaskan, tak jarang pula mereka pulang hanya membawa rasa lelah dikarenakan hasil tangkapan mereka yang kurang.
ada beberapa macam nama alat tangkap ikan yang digunakan masyarakat setempat, seperti ; jaring, jermal, belat, togok, kelong, rawai, sondong dan tongkah (alat utk mengambil kerang). alat-alat tangkap ikan tersebut semuanya dilakukan dengan cara yang sederhana atau tradisional.
penduduk Desa Kuala Patah Parang mayoritasnya berprofesi sebagai nelayan, dari pekerjaan tersebut masyarakat sangat tergantung dari apa yang ada dalam kandungan lautnya. terkadang mereka pergi melaut dan kembali dengan hasil yang memuaskan, tak jarang pula mereka pulang hanya membawa rasa lelah dikarenakan hasil tangkapan mereka yang kurang.
ada beberapa macam nama alat tangkap ikan yang digunakan masyarakat setempat, seperti ; jaring, jermal, belat, togok, kelong, rawai, sondong dan tongkah (alat utk mengambil kerang). alat-alat tangkap ikan tersebut semuanya dilakukan dengan cara yang sederhana atau tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar